Pembangunan fasilitas Agro Techno Park (ATP) di dusun Ngelo desa Wakah kecamatan Ngrambe yang dilakukan Dinas Pangan dan Perikanan kabupaten Ngawi dipastikan rampung bulan Desember ini. “Dengan selesainya pembangunan beberapa fasilitas penunjang, diharapkan ATP bisa menjadi suatu kawasan yang berfungsi untuk menerapkan berbagai jenis teknologi di bidang pertanian tanaman pangan , hortikultura, perkebunan, peternakan , perikanan dan pengolahan hasil ( pasca panen ) yang telah dikaji oleh berbagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian ( LPNK ) sehingga bisa diterapkan dalam skala ekonomi serta menjadi pusap pelatihan dan transfer teknologi ke masyarakat luas,” kata Sunito kepala Dinas Pangan dan Perikanan Ngawi. ( 3/12 )
Menurut Sunito, pembangunan ATP dilakukan bertahap dengan dana yang bersumber dari APBD, untuk tahun ini dengan kucuran dana sebesar Rp 7 Miliar ditarget selesai 2 fasilitas yakni gedung pelatihan dan 32 ruang penginapan serta aula. Selanjutnya di tahun 2019, dengan dana 6 Miliar akan diimplementasikan untuk pembangunan fasilitas penujang lahan percontohan pertanian , kandang ternak serta kolam. “ Dengan adanya fasilitas yang memadai kita juga berharap keberadaan ATP selain sebagai pusat pelatihan dan transfer teknologi komoditas unggulan kabupaten Ngawi juga bisa berimpact ke masyarakat sebagai destinasi wisata edukasi,” tegasnya.
“ Saat ini kita menggandeng 3 perguruan tinggi, yakni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Gadjah Mada (UGM ) Yogyakarta serta Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang untuk pendampingan. Di ATP mereka ( masyarakat ) akan dilatih sehingga dapat menjadi incubator dan akselerator bagi warga lainnya,” kata Sunito.
Disinggung pengembangan jenis komoditas yang belum dilakukan, Sunito mengatakan bahwa ATP kelak juga akan menawarkan olahan kakao. Bahkan untuk merealisasikan ide tersebut para pelaku usaha yang tergabung dalam Badan Usaha Makanan Olahan Ngawi (BUMONA) juga sudah kita wacanakan. “ Kami menemukan banyak warga di sekitar ATP yang membudidayakan kakao, sehingga tercetus ide untuk pengembangan olahan kakao yang kelak bisa menjadi salah satu khas oleh-oleh kabupaten Ngawi,” pungkasnya. ( Wid )