Menyitir kalimat bijak, “Setiap perjalanan hidup pastilah mengalami aral, tinggal bagaimana kita mensikapinya,” adalah sebuah kalimat motivasi yang tepat untuk tahun ini di masa pandemic Covid 19. Pun Asosiasi Petani Tembakau Indonesia ( APTI ) kabupaten Ngawi yang juga terdampak pandemic Covid 19. “ Dampak yang lebih kami rasakan adalah terkait di pemasarannya, kalau tidak diharga, biasanya pembatasan pembelian, saat ini penderitaan APTI terasa seakan lengkap dengan mundurnya PT Swadana partner dari PT HM Sampoerna yang selama ini menerima tembakau dari masyarakat Ngawi. Saat ini tutup,sudah tidak menerima tembakau lagi. Mau tidak mau harus mencari pembeli lagi,” tegas Sojo Ketua APTI Ngawi.
Tentu saja secara moril hal tersebut menjadi beban yang harus dipikul para petani tembakau di Ngawi dan Asosiasi. Dan sebagai wujud tanggung jawab terhadap anggotanya, Sojo bersama penggiat berusaha mencari mitra lagi dengan melakukan pembicaraan dengan managemen PT Gudang Garam dan PT Djarum. “Walau masih dalam tahapan pembicaraan,namun saya optimis,mereka mau datang lagi kesini (Karangjati-red),” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa untuk proses on farm,tidak ada kendala, karena Pemerintah terus hadir, salah satunya dengan adanya Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau ( DBHCHT), petani dipermudah dalam pengelolaan pertanian, baik dari bibit, pengolahan lahan sampai panen sehingga petani banyak yang diuntungkan. “ Untuk tahun ini APTI menerima bantuan untuk intensifikasi ada 20 kelompok penerima, setiap kelompok berupa 100 ribu bibit, 20 botol pestisida dan pupuk ZK ,1000 Kg atau satu ton. 20 kelompok kedua, tiap kelompokmenerima bantuan alat paska panen berupa,1 unit genset, 1 timbangan digital, 5 kereta dorong dan 150 terpal, Kelompok 3 terdiri dari 20 kelompok, tiap kelompok menerima bantuan penunjang sarana berupa 15 handsprayer dan satu unit pompa air 5,5 pk, untuk kelompok lainnya ada yang menerima bantuan berupa 9 culvicator untuk 9 kelompok dan satu kelompok penerima bantuan sepeda motor roda 3 untuk 9 kelompok. Itu nantinya bergulir sehingga akhirnya nanti semua rata menerima bantuan tersebut,” tegas Sojo.
Mewakili suara hati para petani tembakau di Ngawi, Sojo berharap Pemerintah khususnya Pemerintah kabupaten Ngawi juga dapat membantu dalam pemasaran. “Para petani sudah berani berinovatif untuk meningkatan mutu tembakau tinggal saat ini masih mengalami kendala pasar, kalau itu (pasar) sudah tertata, kami yakin harga akan mengikuti dan stabil. Dan sebagai petani tembakau, kami juga berharap walau harapan itu mungkin sulit untuk terealisasi, berkaitan dengan adanya pengusaha daerah yang mampu dan mau mau menampung hasil tembakau, syukur-syukur ada pabriknya,” ujarnya. (Wid)