Bimtek pasca panen tembakau digelar Bidang Perkebunan dan Holtikultura Dinas Pertanian. Kegiatan yang diikuti para petani tembakau di kabupaten Ngawi dan menghadirkan speaker ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia ( APTI ) kabupaten Ngawi, Sojo dan Kepala Bidang Perkebunan dan Holtikultura,Dinas Pertanian Ngawi, Wibowo Sp MM, ini dilangsungkan di aula Dinas Pertanian Ngawi. ( 15/11 )
“ Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan yaitu daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi, sehingga berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah berupa pajak dan cukai, sumber pendapatan petani dan lapangan kerja bagi masyarakat, terutama usaha tani dan industri rokok,” kata Wibowo.
Pada kesempatan tersebut ia juga menjelaskan bahwa Kabupaten Ngawi merupakan salah satu penghasil tembakau yang cukup besar di Jawa Timur. Tembakau Ngawi terkenal dengan nama tembakaunya Karangjati karena sebaran terbanyak ada di Kecamatan Karangjati. Varietas/jenis tembakau adalah jenis Purwosoto, RAM dan Kemloko. Potensi tembakau kabupaten Ngawi sebenarnya sekitar 5.000 Ha, namun realisasi tanam dari tahun 2017 sd 2021 antara 500 Ha sd 2.700 Ha tergantung dari cuaca dan keadaan harga tembakau pada tahun-tahun tersebut. Produktivitas tembakau antara 1,1 sd 1,5 ton/Ha rajangan kering. Hasil produk tembakau Ngawi berupa rajangan kering yang dipasarkan bebas/pasar lokal.
Lebih lanjut Wibowo menegaskan untuk memenuhi bahan baku industri rokok perlu didukung oleh kesiapan teknologi dan sarana pascapanen yang cocok untuk kondisi petani agar mereka mampu menghasilkan tembakau dengan mutu seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Adanya jaminan mutu yang pasti, ketersediaan dalam jumlah yang cukup serta pasokan yang tepat waktu serta keberlanjutan.
Senada Sojo memamparkan bahwa Penanganan Pascapanen tembakau menjadi rajangan melalui beberapa proses yang harus diperhatikan untuk menghasilkan produk yang bermutu meliputi sortasi daun, pemeraman, penghilangan gagang, penggulungan, perajangan, penjemuran dan pengemasan yang baik. Diharapkan dari pelaksanaan bimbingan teknis dan pelatihan pasca panen tembakau ini dapat meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan petani tembakau akan pentingnya meningkatkan mutu tembakau kabupaten Ngawi sehingga mudah diterima oleh pasar.
” Kami berharap, dengan adanya Bimtek ini bisa meningkatkan kualitas SDM bagi para petani. Kegiatan Bimtek pasti ada manfaatnya. Seperti kegiatan Bimtek pada bulan september yang lalu, sangat berarti sekali, Apalagi bagi 30 peserta yang ikut kemarin itu,” pungkas Sojo.
Materi Bintek ini sendiri meliputi panen dan penanganan pasca panen tembakau, Grade tembakau, pemasaran tembakau dan lain-lain. ( Wid )