Bertempat di UPT BPPT, Dinas Pertanian Ngawi gelar Teknologi Alsintan Pengembangan Penerapan Alat dan Mesin Pertanian Tanaman Pangan Tepat Guna tahun 2020. Kegiatan yang diikuti Petugas Lapangan dan seluruh Gapoktan yang berada di wilayah Ngawi, dihadiri Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, ST dan Dr. Tria Trimartini Patria, SP, MP kepala Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium Kementerian Pertanian. ( 28/7 )
Dalam sambutannya Ir Marsudi kepala Dinas Pertanian Ngawi menturkan bahwa untuk ketahan pangan, Ngawi salah satu kabupaten yang menempati urutan kedua Jawa Timur serta uruan ke enam (6) untuk tingkat Nasional. Sedang untuk bantuan alat mesin Ngawi mendapat bantuan paling banyak, dibandingkan daerah lainnya. Dengan bantuan alat mesin yang banyak ia mengharap alat tersebut dapat digunakan secara maksimal. “ Jangan sampai kita ini malu, karena banyak Petugas Lapangan yang tidak bisa mengoperasionalkan, sehingga mangkrak, “ ujarnya.
Marsudi juga menyinggung bahwa bantuan pabrikan sesampainya di Ngawi belum bisa digunakan harus merubah atau memodifikasi dulu, terutama rodanya, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lahan yang ada di Kabupaten Ngawi. Dan dengan adanya Drone kelak petani akan lebih diringankan dalam mengelola lahan pertaniannya, dimana dengan 6 liter pupuk semprot bisa mencakup 1 ha lahan. “ Untuk Ngawi belum ke arah situ, mengingat harganya yang mahal dan operatornya harus melalui diklat dan bersertifikasi, “ ujarnya.
Senada Ony Anwar mengatakan dengan kemajuan tehnologi pertanian serta modernisasi membuat pertanian saat ini melesat maju kedepan dengan harapan berdampak pula pada kesejahteraan para petani. Ia juga mewanti wanti untuk mengurangi pupuk kimiawi, karena dampak dari pupuk kimiawi sangatlah merugikan untuk tahun kebelakang,” kalau kita selalu mengunakan pupuk kimiawi yang hasilnya sangat tidak menguntungkan unsur hara tanah. “ Tanah akan mengeras dan mikroorganisme dalam kandungan tanah akan mati dan tanah itu tidak subur lagi. Dari dampak tanah yang tidak subur karena terlalu banyak menggunakan zat-zat kimiawi akhirnya akan merubah fungsi guna tanah, yang dulunya lahan pertanian, akhirnya menjadi perumahan, kalau hal demikian dibiarkan, generasi mendatang hanya bisa melihat, “ tegasnya.
Pada kegiatan tersebut, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, bersama kepala Dinas Pertanian mencoba menjalankan mesin panen ( combine harvester ), serta mencoba cara kerja mesin tersebut. ( Wid )