Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar Wayang Kulit di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyambut datangnya 1 Muharam 1441 atau dalam budaya orang jawa lebih dikenal istilah mapak 1 Syuro. 29/8 ) lalu.
Bertempat di Ajungan Jawa Timur TMII, pagelaran wayang kulit ini dihadiri Bupati Ngawi , Ir H. Budi Sulistiono beserta seluruh jajaran OPD Kabupaten Ngawi. Dan terlihat selain sebagai sarana hiburan juga sebagai ajang silaturohmi atau tempat melepas rindu antar kerabat kedaerahan.
Menurut Totok Sugiarto, SE. M.Si, Kepala Bidang Pariwisata, mewakili Kepala Disparpora Kabupaten Ngawi, Raden Rudi Sulisdiana, S. Sos, M. Si mengatakan, dengan kegiatan ini selain memperkenalkan Ngawi secara luas, juga sebagai momen ajang silaturohim warga perantauan khusunya dari Ngawi, dan yang lebih penting dari kegiatan ini selain dengan upaya nguri-uri kabudayaan juga menitik beratkan pada promosi pariwisita Ngawi. “ Mereka kan tidak selalu meng up date perkembangan di Ngawi. Salah satunya ya untuk memperkenalkan tentang destinasi wisata yang ada di Ngawi dengan mempertontonkan slide selayang pandang tempat wisata kabupaten Ngawi,” katanya.
Masih menurut Totok selain bisa memperkenalkan Ngawi secara luas, juga memberi kesepatan pada pelaku seni khususnya dalang cilik untuk mengasah ketrampilan serta mentalnya pentas di luar daerah. “ Ngawi itu gudangnya dalang cilik, jadi kita bersyukur ada kesempatan untuk menampilkan dalang cilik kita,” tegasnya.
Senada Suradji, Ketua Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Ngawi yang notabene juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Ngawi menuturkan, dengan adanya even ada 2 keuntungan yang akan kita dapat selain mengembangkan potensi kesenian yang ada khususnya dunia pedalangan, sebagai salah satu upaya melestarikan budaya jawa, dimana dalam dunia pewayangan tidak sekedar sebagai wahana hiburan tetapi juga sebagai wahan penyampaian pesan. “ Kita bisa menyisipkan pesan dalam alur cerita pagelaran,” katanya.
“Keuntungan kedua adalah dapat memperkenalkan Ngawi dengan segala potensi yang ada, baik dari wisatanya, budayanya juga produk-produk Ngawi, seperti halnya batik, ukiran bonggol jati atau makan olahan kripik. Dengan adanya kegiatan seperti ini kita berharap banyak para wisatawan domistik untuk datang ke kabupaten Ngawi . Demikian juga dalam bidang Seni, kita sangat apresiasi mengingat potensi pelaku seni di Ngawi itu sangat mumpuni sekali, maka ia salah satu penikmat seni serta penggiat seni, kami berharap dunia berkesenian di Ngawi hidup dan ngremboko, seperti daerah-daerah lainnya, “ paling tidak di bawah joyakarta atau Surakarta, “ pungkas Suradji. (wid)