Jangan sampai lupa sejarah!. Itulah prinsip Yan Teguh, kepala desa Ngale Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi dalam memupuk rasa memiliki dan mencintai bangsa Indonesia. Ya, sudah beberapa tahun kepemimpinan Desa Ngale tiap 1 Oktober mengelar Budaya Rakyat. “ even tahunan ini kami selenggarakan selain untuk Hari Kesaktian Pancasila juga untuk pembentukan karakter masyarakat khususnya warga Ngale. Melalui nilai-nilai, norma, dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi, budaya rakyat membantu membentuk identitas dan kepribadian,” kata Teguh.
Ia juga menjelaskan bahwa Nilai dan Moralitas, cerita rakyat, mitos, dan legenda sering mengandung pelajaran moral yang dapat membimbing perilaku. Misalnya, kisah tentang kejujuran, keberanian, dan kerja sama mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anak. Kemudian Identitas budaya, menghargai dan memahami budaya lokal membantu individu membangun rasa percaya diri dan kebanggaan. Hal ini penting dalam memperkuat karakter dan rasa tanggung jawab terhadap komunitas. Juga Tradisi dan Ritual, kegiatan ritual dan tradisi dalam budaya rakyat, seperti perayaan dan upacara, menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas. Ini membantu individu belajar tentang empati dan kerja sama. Selain itu Kreativitas dan Ekspresi Diri, seni tradisional, seperti musik, tarian, dan kerajinan tangan, mendorong kreativitas. Ekspresi ini penting dalam pengembangan karakter, karena individu belajar untuk menghargai keunikan dan berbagi pengalaman serta Ketahanan dan Adaptasi, budaya rakyat seringkali mencerminkan cara masyarakat beradaptasi dengan tantangan. Pelajaran dari sejarah ini dapat membangun ketahanan dan sikap positif dalam menghadapi kesulitan. Secara keseluruhan, budaya rakyat berfungsi sebagai fondasi yang mengokohkan karakter individu dan masyarakat, menciptakan generasi yang memiliki integritas, empati, dan rasa kebersamaan. “ Itulah yang mendasari kegiatan tiap 1 Oktober ini,” tegas Teguh.
Dan dengan pandangan menerawang Teguh merasa generasi kini perlu nilai patriotisme, nasionalisme. Dengan adanya kegiatan dalam memperingati hari kesaktian Pancasila yang dibungkus gebyar budaya rakyat, akan bisa menyentuh rasa memiliki dan menjaga keutuhan negeri ini dan bisa menjadi filter akan pengaruh budaya luar. ” Mari kita jaga negeri ini, tetap menjaga nilai persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” ucap Teguh. ( Wid )