Lapas Ngawi Panen Raya, Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Ngawi sukses menggelar panen raya hasil pertanian warga binaan, Rabu (12/2/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pertanian Terpadu yang diinisiasi oleh Kementerian Hukum dan HAM untuk meningkatkan kemandirian pangan di dalam lapas serta mendukung program ketahanan pangan nasional.

Siswarno Kepala Lapas kelas IIB Ngawi

Seperti diungkapkan Kalapas Kelas IIB Ngawi, Siswarno bahwa panen ini juga sejalan dengan pelaksanaan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya pada poin kedua yang menekankan pemberdayaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam sektor pertanian. Sebanyak 17 warga binaan terlibat dalam program ini setelah melalui seleksi ketat, termasuk sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) serta pemenuhan persyaratan administrasi.

Salah satu hasil tanam WBP yang dipanen adalah terong mencapai 20 kg

Siswarno juga menyatakan bahwa panen raya kali ini menghasilkan berbagai komoditas pertanian, di antaranya 15 kg tomat, 20 kg terong, dan 25 kg telur ayam.
“Penanaman dilakukan sejak bulan Desember dan membutuhkan waktu dua bulan hingga panen. Hasil panen ini dijual kepada pemborong yang mengelola kebutuhan pangan di dalam lapas sehingga dapat dikonsumsi kembali oleh para warga binaan,” ujar Siswarno.

Selain untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari di lapas, sebagian hasil panen juga dijual kepada pemborong. Dana hasil penjualan ini nantinya akan digunakan untuk membantu keluarga warga binaan serta masyarakat sekitar lapas yang kurang mampu.

Salah satu hasil tanam WBP yang dipanen adalah terong mencapai 20 kg

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas (KPLP) Kelas IIB Ngawi, Widha Indra Kusumawijaya, menambahkan bahwa program ini diharapkan memberikan dampak positif bagi warga binaan, baik selama menjalani masa hukuman maupun saat kembali ke masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam mendukung program ketahanan pangan pemerintah. Lapas Ngawi berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas program pertanian ini ke depannya,” ungkap Widha.

Dengan adanya program ini, diharapkan para warga binaan tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga dapat lebih siap berkontribusi secara positif saat kembali ke lingkungan mereka setelah menjalani masa pidana. (Biila)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *