

Pembangunan ekonomi melalui penggunaan screen house bisa menjadi strategi yang efektif, terutama dalam sektor pertanian. Screen house, atau rumah layar, merupakan struktur yang memungkinkan pengendalian iklim dan perlindungan tanaman dari hama dan penyakit, sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian. “ Penggunaan Screen House dalam Pembangunan Ekonomi mampu meningkatkan Produktivitas, dengan kontrol lingkungan yang lebih baik, tanaman dapat tumbuh optimal, menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi. Kemudian perlindungan dari Hama dan Penyakit, Screen House mengurangi risiko serangan hama, sehingga mengurangi penggunaan pestisida dan biaya pemeliharaan juga diversifikasi Tanaman, Petani bisa menanam berbagai jenis tanaman yang mungkin tidak cocok ditanam di luar ruangan, sehingga meningkatkan pendapatan. Selain itu penggunaan Sumber Daya yang Efisien, Screen house memungkinkan penggunaan air dan nutrisi yang lebih efisien, mengurangi pemborosan dan penciptaan Lapangan Kerja,Pembangunan dan pengelolaan screen house menciptakan lapangan kerja baru dalam bidang pertanian dan teknik, serta peningkatan nilai tambah produk, Produk yang dihasilkan dari screen house biasanya memiliki kualitas yang lebih baik, meningkatkan daya saing di pasar,” urai Supardi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi.
Ia menyampaikan bahwa pertanian terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Kelemahan dan hambatan dalam pertanian terus dilakukan kajian. “Dalam pertanian modern harus ada solusi, sehingga pertanian akanlebih efektif dan efisien, dengan jumlah produksi optimal, salah satunya yang sedang dikembangkan di Ngawi adalah budidaya hortikultura dengan screen house, dimana screen house merupakan modifikasi dari green house farming yaitu merupakan bangunan yang terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk melindungi serangan hama. Pemerintah Kabupaten Ngawi tahun 2024 melalui DAK fisik 2024 melalui DKPP ini melakukan pembangunan screen house untuk meningkatkan produktivitas pertanian komoditas sayuran, menggunakan anggaran Rp 1,5 miliar untuk proyek pembangunan tiga screen house di wilayah Kecamatan Ngrambe, yaitu berada di tiga lokasi, meliputi Desa Babadan, Desa Cekopo dan Desa Hargomulyo,” kata Supardi.
Disinggung terkait tantangan dan solusi penerapan penggunaan screen house, Supardi menjelaskan bahwa untuk menuju ke situ ( screen house) membutuhkan biaya awal yang tinggi, investasi awal untuk membangun screen house dapat menjadi tantangan. ” Solusinya bisa melalui program subsidi pemerintah atau kerja sama dengan lembaga keuangan,” katanya.
Senada Frangki Kepala Bidang Sarpas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi mengatakan ketrampilan petani harus disiapkan, berupa Pelatihan dan pendidikan bagi petani mengenai teknologi dan manajemen screen house, juga yang tak kalah penting, akses pasar, membangun jaringan distribusi yang baik agar hasil pertanian bisa dipasarkan dengan efektif. Dan dengan memanfaatkan screen house, sektor pertanian dapat berkontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi lokal dan nasional, menciptakan ketahanan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ( Wid )