SMPN1 NGAWI JUARA DAN BERBUDAYA

Juara dan berbudaya, jargon yang terpampang,membuat ingin lebih tahu tentang SMPN 1,Ngawi.  Dari kalimat tersebut, ternyata tersirat keinginan untuk meraih angan menjadi salah satu lembaga pendidikan yang berpredikat sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional pada tahun 2022. Sekolah Adiwiyata atau Green School, salah satu kegiatan pendidikannya, menitik beratkan program kegiatan pada lingkungan, kegiatan belajar mengajar dirancang dan dilaksanakan dengan  mengintegrasikan pelestarian lingkungan.

Sudaryono kepala SMPN 1 Ngawi

” Kebijakan mewujudkan Sekolah Adiwiyata diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013. Tujuan utamamya untuk mewujudkan masyarakat sekolah yang  dan berbudaya lingkungan, dan mewujudkan Sekolah Adiwiyata maka kurikulum sekolah harus disesuaikan,” kata Sudaryono kepala SMPN 1 Ngawi.

Ia juga menyampaikan bahwa sehubungan dengan hal tersebut sekolah harus  mengintegrasikan tiga prinsip dasar dalam penentuan kurikulumnya, yakni edukatif, partisipatif dan berkelanjutan. Edukatif berarti pendidikan lingkungan melalui berbagai pembiasaan hidup berdampingan dengan alam, seperti memelihara dan mengelola lingkungan. Hal ini diharapkan dapat mengubah pola pikir dan perilaku warga sekolah menjadi peduli dan mencinta lingkungan, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat. Partisipatif berarti melaksanakan program sekolah secara komprehensif, mulai dari pihak pemerintah sampai masyarakat. Oleh karena itu, sekolah bisa menyusun kegiatan yang berhubungan dengan program Sekolah Adiwiyata (Green School) berdasarkan kesepakatan dengan orangtua murid maupun warga sekitar. Dan berkelanjutan berarti bahwa program Sekolah Adiwiyata dapat dilakukan terus-menerus hingga tujuannya tercapai.  ” Kami semua masih berproses,  karena menanamkan kesadaran untuk peduli dan mencintai lingkungan tidak mudah, butuh waktu. Dan yang jelas membutuhkan perencanaan dan proses pelaksanaan yang baik,  step by step,” jelas Sudaryono.

Sudaryono menyadari, untuk menjadi Sekolah Adiwiyata tidak hanya mementingkan pembangnan fisik, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menanamkan karakter building atau watak akan peduli lingkungan kepada seluruh warga sekolah dan menerapkan dalam tindakan nyata. “ Ada beberapa program yang dilaksanakan untuk mewujudkan karakter  peduli lingkungan, untuk merealisasikan tujuan tersebut   Program Jum’at Bersih, yaitu melakukan kegiatan pelestarian lingkungan sekolah, seperti membersihkan selokan di lingkungan sekolah, memelihara tanaman, mengolah limbah dan lain-lain.  Ekstrakurikuler Berbasis Lingkungan, yakni program di luar kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan kegiatan berbasis lingkungan, seperti menanam, memelihara, dan mengelola lingkungan sekolah, yang berkaitan lingkungan, seperti taman toga sekolah, kolam ikan dan green house. Dan pengelolaan Sampah, untuk membuat kompos dan membuat karya seni, melakukan Penghematan Sumber Energi, seperti air dan listrik.

Disinggung  harapan kedepan. Sudaryono berharap bekal budaya cinta lingkungan,kelak akan menjadi salah satu watak atau sifat yang akan tergores pada diri anak didik dan menjadi bekal diluaran sana. ( Wid  )