Studi Teknis Dinas Komunikasi dan Informatika ( Diskominfo ) Ngawi yang mengajak serta puluhan jurnalis yang memiliki wilayah kerja di Ngawi sambangi perusahaan Pers tertua di Indonesia pasca Kemerdekaan, Surat Kabar harian Kedaulatan Rakyat ( KR ), Yogyakarta. Kedatangan rombongan studi teknis disambut langsung Redaktur Pelaksana KR, Joko Budhiarto, Kamis ( 21/2 ).
Pada kesempatan tersebut peserta studi teknis diajak melihat langsung proses produksi hingga peta pemasaran KR yang oplahnya mencapai 100 ribu lebih. Dalam forum diskusi, Joko Budiarto menerangkan sejarah berdirinya KR dan strategi bagaimana KR tetap eksis hingga sekarang melalui approach ( pendekatan ) nilai kultural. “KR didirikan oleh HM. Samawi dan M. Wonohito sejak 27 September 1945 terbit pada masa penjajahan Jepang. Peredaran surat kabar inipun sempat dicekal oleh pihak penjajah. Para penjajah beralasan bahwa mereka khawatir dengan pemberitaan yang disuguhkan oleh Kedaulatan Rakyat nantinya akan mempengaruhi rakyat untuk menentang pihak penjajah. Kecerdasan itu akan membuat orang semakin kritis dan tahu apa yang ingin dilakukan serta yang ingin diraihnya. Kemudian tidak mengherankan kalau bangsa penjajah tidak senang bangsa yang dijajahnya menjadi bangsa yang cerdas. Kecerdasan itu akan menimbulkan pemberontakan. Kedaulatan Rakyat adalah bukti kehausan informasi yang dirasakan oleh warga Yogyakarta pada khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya. Namun, berkat kegigihan dan keinginan pemrakarsanya, koran inipun akhirnya bisa kembali terbit walaupun sempat dibredel oleh penjajah. Nama Kedaulatan Rakyat sendiri diambil dari UUD 1945 alinea ke 4,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Budhiarto juga menegaskan bahwa kehadiran KR saat itu bisa dibilang sebagai alat perjuangan. “ Jadi kita berangkat dengan nafas perjuangan, namun kita sadar dinamika yang terjadi, pergeseran nilai dan kemajuan teknologi membuat perubahan pada perusahaan Pers. Media saat ini sangat susah berdiri sebagai media idealis, seiiring perkembangan jaman, media massa lebih berdiri pada media industry. Dengan tetap menjaga nilai nilai budaya dalam proses kegiatan jurnalistik, ternyata hingga saat ini kita mampu menjaga segmen,” katanya.
Berbagai pertanyaan seputar strategi KR menjadi topik seru dalam sesi tanya jawab peserta studi teknis dengan Joko Budiarto.
Sementara Diskominfo Ngawi melalui Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik, Fuad Misbahuddin Fahmi menjelaskan bahwa kegiatan studi teknis ini selain bertujuan memperdalam pengetahuan tentang proses kegiatan jurnalistik dan managemen media massa juga dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional.
Pada kegiatan tersebut peserta studi teknis juga mengeksplor Taman Tebing Breksi , bekas tambang batu yang menjadi destinasi wisata buatan, di dusun Groyokan kelurahan Sambirejo kecamatan Prambanan,Sleman Yogyakarta. Dan keseruan peserta “pecah” dengan kegiatan Rafting Trip ( arung jeram ) di sungai Elo dan Progo, Magelang sebagai penutup rangkaian kegiatan Studi Teknis Diskominfo Ngawi. ( By )