Upaya Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk meningkatkan kedaulatan pangan terus dilakukan. Melalui Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) Dinas Pertanian, berbagai program telah disusun dan diimplementasikan, salah satunya kegiatan pelatihan ekologi tanah bagi pemandu pertanian organik produksi petani Ngawi.
Bertempat di Kantor desa Sidomakmur Kecamatan Widodaren, kegiatan pelatihan ekologi tanah bagi pemandu pertanian organik produksi petani Ngawi yang menghadirkan speaker Drs Darmoko, Direktur Lembaga Kursus dan Pelatihan ( LKP) Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat , dibuka Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, ST dan dihadiri langsung Forkompimda, Forkompimcam Widodaren, dan 40 Petani. Sedang Pemandu Lapang, 41 Kepala Desa, 39 Ketua Gapoktan, 19 BPP atau konstrantani kecamatan serta forkompimcam seluruh kabupaten Ngawi mengikuti dengan teleconference via zoom meeting. ( 4/3 )
Dalam sambutannya, Ony Anwar berharap potensi besar yang ada di Ngawi mampu untuk bersaing dalam peningkatan kedaulatan pangan, terbukti Kabupaten Ngawi berada ranking 2 Se Jawa Timur dan peringkat 6 Nasional penghasil padi.
“ Kabupaten Ngawi akan mengembangkan perekonomian kerakyatan melalui kemudahan investasi, pariwisata berbasis potensi lokal dan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan yang di dukung riset dan Tehnologi. Dan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan tersebut, sektor strategis ekonomi Domestik, dengan sub agenda Kemandirian petani harus digerakkan,” tegas Ony.
Pada kesempatan tersebut Ony menyampaikan, salah satu program unggulan “ Desa organik” akan diimplementasikan dengan terbentuknya minimal 2 desa organik di tiap kecamatan dengan titik sasaran pada desa yang pertanian organiknya sudah berkembang dan berpotensi untuk dikembangkan secara spesifik lokasi berbasis kearifan lokal.
Ia juga menyigung tentang degradasi lahan pertanian, menurunnya kesuburan fisisk, biologi tanah akibat dari penggunaan pupuk kimia yang over intetive, hal ini berkaitan dengan terkurasnya unsur-unsur hara mikro dan menurunnya kesuburan tanah. “ Salah satu solusi untuk mengembalikannya dengan mengembangkan pertanian organik atau back to nature, menjaga keseimbangan ekosistemnya. Untuk itu program Ngawi Organik diperlukan integrasi antara peternakan dan pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk organiknya. Dan program Ngawi organik bisa tercapai harus melibatkan stakeholders dalam pendampingan dan pengawalan, baik itu dari PPL, POPT, Pengawas Benih Tanaman, Petani Pemandu, atau petugas yang lain sesuai kebutuhan. Kehadiran Camat, aparat keamanan BABINSA maupun Babinkamtibmas, dan Kepala Desapun diharap turut andil mengawal,” pungkas Ony. (Wid )