Untuk menuju pertanian Organik, Dinas Pertanian Ngawi selenggarakan workshop di lembaga KNOC (Komunitas Ngawi Organik Center) desa Guyung Kecamatan Gerih tanggal 21 sampai 23 November 2018 lalu. Kegiatan yang diikuti 20 petani perorangan dan 10 perwakilan kelompok tani dari 9 kecamatan yang ada di kabupaten Ngawi ini menghadirkan nara sumber Sukamto, SP, Kastam, SP, Agung, SP, dan Lamidi.
Menurut Ir. Marsudi Kepala Dinas Pertanian Ngawi, banyak keuntungan yang diperoleh dari pertanian organik . “Jenis pertanian organik ini bisa memulihkan dan mengembalikan kesuburan tanah. Dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menggantikan dengan pupuk organik maka lahan di sekitar pertanian tersebut akan mengembalikan kesuburan tanah, mengurangi polusi udara, ramah lingkungan, dan menjaga keaneka ragaman hayati,” katanya.
Dalam kegiatan workshop tersebut di hari pertama semua peserta dibekali materi tentang pertanian organik yang berkaitan dengan benih organik dan ternak sapi (hulu), pembuatan kompos, pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal), pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) serta pembuatan agen hayati. Pada hari kedua peserta diberikan pemahaman tentang pertanian organik yang bersifat on farm yakni budidaya padi organik , penangan pra panen, SOP (Standar Operating Procedure) padi organik dan di hari ketiga materinya mengenai penangan pasca panen padi organik dan tinjauan lapangan.
Pada awal workshop, ketua KNOC, Kastam menjelaskan pengertian pertanian organic. “Bahan pangan organik adalah bahan pangan yang diproduksi dengan menggunakan metode pertanian organik yang membatasi input sintetik modern seperti pestisida, sedang pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah,tanaman, hewan ,dan manusia karena semua itu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada ekologi kehidupan , pertanian organik juga harus memperhatikan siklus. Selain itu dalam pertanian organik juga memperhatikan keadilan antar manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Prinsipnya untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggung jawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia sepanjang masa,” jelasnya.
Dan tanggal 29 November lalu, 30 peserta yang telah melaksanakan kegiatan workshop ini didampingi 20 petugas dari dinas Pertanian Ngawi juga mengikuti uji kompetensi di Lembaga Sertifikasi Seloliman di Trawas Mojokerto dengan tujuan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi di bidang pertanian. (wid)