Kemarau panjang yang melanda kabupaten Ngawi tahun ini membuat sebagian petani banyak beralih menanam tembakau, terutama di wilayah kecamatan Karangjati yang sebagian besar lahan pertanian ditanami tembakau.
Untuk itu Dinas Pertanian Ngawi melalui Program Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau ( DBHCHT ) bekerjasama dengan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi telah melaksanakan Bimbingan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu ( PHT ) pada budidaya tembakau di desa karangjati bulan September lalu dengan Tutor APTI Ngawi dan PPOT dinas Pertanian Ngawi.
“Tanaman tembakau sendiri sangat rentan terhadap situasi dan kondisi yang buruk. Misalnya terjadi anomali iklim dan adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tanaman tembakau. Dengan adanya OPT tembakau yang lepas dari pantauan petani akan berdampak terjadinya serangan yang bisa menimbulkan kerugian yang besar. Dengan adanya permasalahan OPT tersebut maka sangat dibutuhkan suatu pembinaan dan pelatihan bagi petani tembakau untuk mengantisipasi serangan OPT tersebut. Berbekal kebutuhan petani akan pengetahuan tentang OPT tanaman tembakau, maka Dinas Pertanian memberikan pelatihan dalam bentuk Bimbingan Teknologi PHT pada budidaya tembakau. Tahun ini ada beberapa kelompok petani tembakau yang mendapatkan alokasi kegiatan tersebut,” jelas Sojo ketua APTI Ngawi yang juga nara sumber Bimbingan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu ( PHT ) pada budidaya tembakau.
“Metode pembelajaran pada kegiatan ini menggunakan metoda pembelajaran orang dewasa, yaitu petani diharapkan aktif sehingga petani tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga melihat dan melakukan tentang teknik-teknik pengendalian OPT pada tanaman tembakau. Konsep pembelajaran orang dewasa yaitu terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, terjadinya multi komunikasi, peran serta warga belajar diutamakan, pendapat harus dihormati, dan membangkitkan motivasi yang berasal Materi yang disampaikan termasuk keseluruhan proses dari budidaya sampai dengan pasca panen yang tidak terlepas dari cara pengendalian Hama terpadu (PHT). Lokasi pembelajaran dilakukan pengamatan di lapangan dan pembahasan/diskusi di ruangan ataupun di alam terbuka tentang permasalahan-permasalahan yang ditemui di lahan dan dicari solusi2 sesuai dengan kearifan lokal,” terang Sojo.
Dengan adanya pelatihan tersebut melalui kegiatan penerapan budidaya tembakau sesuai Good Agriculcural Practice tembakau diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas bahan baku/tembakau. Budidaya tembakau memiliki prospek yang cukup menjanjikan di Kabupaten Ngawi dikarenakan sampai saat ini pasokan produksi yang sudah ada masih belum mencukupi kebutuhan yang diminta oleh pasar komoditi tembakau ini. Selain itu harga komoditas tembakau ini relatif cukup tinggi sehingga dapat dijadikan salah satu komoditas pilihan untuk dibudidayakan.
Menurut Sojo yang aktif mendampingi Pemandu Lapang Dinas Pertanian, berharap setelah mengikuti kegiatan ini maka Petani tembakau yang ada di Kabupaten Ngawi akan semakin mahir dalam budidaya Tanaman Tembakau dan bisa mengantisipasi serangan hama yang menyerang tanaman tembakau, sehingga produktifitas dan mutu tanaman tembakau semakin meningkat. “ Itu harapan para petani tembakau, selain kwaltas tembakau baik, produktivitas meningkat disertai harga tembakau yang baik pula, “ pungkas Sojo. (Wid )