Bergulirnya Dana Desa dari Pemerintah hingga saat ini sangat dirasakan masyarakat khususnya warga desa. Atensi Pemerintah terhadap percepatan pembangunan desa sudah menjadi kenyataan. Infrastruktur desa terutama akses jalan saat ini sangat menunjang perekonomian desa. Pun yang dirasakan desa Karanggeneng kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi, mengubah potret wajah desa yang dulunya desa terkesan tertnggal dengan berbagai keterbelakangan kini wajah desa berbalik 180 derajat.
Secara geografis desa Karanggeneng terletak dataran rendah bagian utara kabupaten Ngawi dan berada di pinggiran hutan, seakan tergambar sebuah ilustrasi keburaman akan kemajuan. Namun Kini desa Karanggeneng jauh dari itu semua. Desa yang tak mau ketinggalan selalu bersolek berbenah diri. Dana Desa yang rutin turun tiap tahun selalu dimanfaatkan Pemerintash Desa Karanggeneng yang dipimpin Joko Subiyanto untuk melaksanakan pembangunan yang mengacu RKPDes.
Dengan Kemampuan APBDesnya, Joko bersama perangkat desa Karanggeneng dan elemen desa terus bahu membahu melaksanakan pembangunan. Hingga saat ini jalan poros desa sudah merata. Jalan desa dengan program pavingisasi terus dilaksanakan. Juga pembangunan sumber daya manusianya juga terus ditingkatkan. Seperti di tahun 2019 ini, sesuai rencana untuk pavingisasi, ada dua lokasi, yang pertama jalan masuk desa, yang kedua untuk dusun Kricak.
Menurut Rohmad, Sekdes desa Karanggeneng dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur semua elemen dilibatkan, terutama kepala dusun. ” Untuk pelaksaanaan pengerjaan kita melibatkan langsung para warga , mengingat dalam setiap kegiatan khususnya pembangunan infrastrutur disitu melekat Program Padat Karya Tunai sebesar 30% dari pagu. Desa Karanggeneng selalu menekankan musyawarah dalam mengambil keputusan, seperti halnya tahapan-tahapan dalam pembangunan, kilas balik sebelum melakukan pavingisasi kita membuat talutnya dulu,dengan tujuan talut tersebut sebagai penahan tanan atau jalan biar kelak setelah ada pemasangan paving lebih tahan dan tidak bergeser, kita memperhitungkan itu semua, karena dari pengalaman, dulunya pernah kita melihat pavingisasi yang tidak berumur panjang, karena tidak adanya penahan primer, apalagi bangunan yang dikerjakan ini merupanjalan poros yang menghubungkan dari pintu gerbang desa menuju pusat pemerintahan desa atau kantor desa,” jelasnya.
Disinggung alokasi dananya, Rohmad menjelaskan bahwa dana untuk pavingisasi khususnya jalan poros desa tersebut Rp 346.420.200,00, dengan panjang kurang lebih 384 meter dan lebar 4 meter. “Yang menjadi kendala pembangunan saat ini dirasa tidak ada, kendalanya kalah dengan rasa bangga untuk cepat menyeselaikan pekerjaan tersebut, biar segera bisa ada nilai manfaat bagi kita semua ,” ujarnya berseloroh. Demikian pula saat disnggung tentang harapan kedepan, dengan adanya kemajuan pembanguna desa secara menyeluruh akan membuang rasa malas kami semua, khususnya warga desa melakukan interaksi sosial. Laiknya akses jalan saat ini mempermudah eksistensi warga, apalagi keberadaan 4 jembatan ( banjarejo, Pramesan, Watualang dan Ngunengan ) yang menghubungkan kecamatan Pitu dengan kecamatan lainnya sangat mempermudah akses segala lini, baik bidang perekonomian, kesehatan, pendidikan dan lain lain. (wid )