Sudah menjadi kewajiban bagi setiap desa untuk memajukan desanya serta meningkatkan taraf hidup warga masyarakat. Demikian juga Desa Selopuro Kecamatan Pitu, mendasar pada aturan atau regulasi yang telah diatur oleh Pemerintah, Narno kepala desa Selopuro bersama lembaga desa dan para tokoh desa, sepakat untuk mendirikan BUMDes.
Dan mendasar pada musyawarah disepakati nama “Selo Mandiri” untuk BUMDes nya. “ Nama tersebut sebagai tenger, yang paling penting bagaimana Selo Mandiri bisa kerja sebagaimana mestinya, mengingat tujuan BUMDes yang paling utama bisa meningkatkan taraf hidup anggotanya yang akan berimbas pada kesejahteraan warga secata secara menyeluruh. Saya hanya wanti-wanti, BUMDes Selo Mandiri dikelola dengan baik-baik, syukur kelak bisa menjadi BUMDes percontohan. Dan menjadi hal yang wajar karena BUMDes Selo Mandiri, bergerak di bidang inovasi pertanian, madu lebah klanceng, sudah panen dua kali,” ungkap Narno.
Apa yang dikatakan Narno dibenarkan Kasimin ketua BUMDes. “ Beberapa bidang yang akan di realisasikan seperti budi daya ternak tawon klanceng, selain mendapat informasi dari teman juga membaca beberapa referensi. Budidaya Tawon Klanceng tidaklah sulit, mengingat perilaku binatang ini, tidak begitu suka pada bunga, tetapi pada getah. Berawal dari situlah, mengingat desa Selopuro masih banyak pepohonan serta adanya mitra yang telah bersedia, maka BUMDes Selo Mandiri melakukan MoU bersama Koperasi Niaga Mandiri Sejahtera Indonesia, sebagai pemasok lebah dan sekaligus pembeli madunya,” kata Kasimin.
“ Anggota BUMDes, saat ini masih terbatas, tetapi ada satu keyakinan, akan banyak warga yang mengikutinya, “ ujarnya. Pada ternak lebah klanceng ini, bisa dijadikan sambilan kerjaan, karena tida membutuhkan waktu khusus, “ hanya sekali tempo, kita taruh suplemen, diatas piring kecil di depan glodok yang hanya merupakan kotak-kotak kecil. Ternak lebah klanceng ini, bukan menjadi salah satu capaian yang ada di dalam kegiatan BUMDes yang dikelola, ini langka kita mengawali atau stimulan bagi anggota lain, untuk menggali inovasi, baik itu dalam bidang pertanian maupun bidang lainnya. Potensi yang ada di desa kalau mau menggali banyak sekali, jujur kita kurang transformasi ilmunya, disini masih banyak tersedia bahannya, apalagi mau mengolah limbah plastik, sangatlah mudah sekali dikarenakan Selopuro merupakan salah satu tempat akhir dalam pembuangan sampah,” pungkas Kasimin sambil memberi contoh handy craft dari tunggak kayu. (Wid)