MEMBENTUK PRIBADI YANG BERBUDAYA

Bertempat di Aula SMKN 2 Kandangan Ngawi, bidang pendidikan dasar dan menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngawi  menggelar Bimbingan Teknis  pembelajaran yang berkaitan dengan penilaian dan pembelajaran . “ kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru tentang dasar atau landasan pelaksanaan Muatan Lokal bahasa Jawa, memberikan bekal kepada guru untuk dapat menyusun perangkat pembelajaran dan pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran, memberikan bekal kepada guru agar mampu melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa. Juga memantabkan dan menambah wawasan guru tentang implementasi Kurikulum Merdeka untuk mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa serta memperdalam materi-materi esensial dalam pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa.” Kata Zaenal Fanami Kabid Dikdas

Ia  juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan bimtek tersebut  dihadiri 305 guru dari perwakilan SDN se kabupaten Ngawi. “ Kita menghadirkan nara sumber Dr Imam Riyadi,  pendidik di Blitar yang aktif menggerakkan literasi budaya Jawa dalam Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa Jawa (LP3BJ) serta penasehat Pendapa Ageng Hand Asta Sih Srengat. Bimtek ini  untuk melestarikan bahasa daerah, memperkenalkan budaya lokal kepada siswa sejak dini, serta meningkatkan kemampuan literasi dan komunikasi dalam bahasa tersebut,” jelas Zaenal.

Pada kesempatan tersebut Imam Riyadi  memberikan kiat kiat yang dapat dilakukan dalam implementasi dan  sosialisasi bahasa Jawa di SD. “ Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya  Kurikulum Berbasis Budaya Lokal, menyusun kurikulum yang memasukkan mata pelajaran bahasa Jawa sebagai bagian dari muatan lokal. Pembelajaran dapat mencakup aspek kebahasaan, sastra, dan budaya seperti tembang, cerita rakyat, dan pepatah. Kemudian adanya pelatihan guru, memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi mengajar bahasa Jawa. Guru perlu memahami metode yang efektif untuk mengajarkan bahasa Jawa dengan pendekatan yang menarik bagi siswa, juga  penggunaan media interaktif, menggunakan media pembelajaran yang interaktif seperti video, permainan edukatif, dan aplikasi digital untuk menarik minat siswa. Media ini bisa melibatkan cerita atau permainan berbasis bahasa dan budaya Jawa,” terangnya.

Ia juga menambahkan bahwa sekolah bisa menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada budaya Jawa, seperti pementasan wayang, lomba pidato bahasa Jawa atau latihan menulis aksara Jawa. Ini membantu siswa lebih terlibat dan mempraktikkan bahasa Jawa di luar kelas, juga melalui  Festival Budaya dengan  menyelenggarakan acara tahunan seperti festival budaya atau pekan bahasa yang melibatkan partisipasi siswa dan orang tua. Kegiatan ini bisa meliputi pameran karya seni, lomba tembang, atau cerita berbahasa Jawa. “Implementasi yang baik akan membantu siswa SD tidak hanya menguasai bahasa Jawa, tetapi juga menghargai warisan budaya mereka, sehingga pelestarian bahasa dan budaya Jawa dapat terus berlanjut di masa depan,” tegas Imam. ( wid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *