Kepemimpinan perempuan di pemerintahan sudah mendapat banyak respon positif saat ini. Oknum-oknum yang mengatakan kodrat perempuan bukan untuk memimpin sudah mulai teredukasi terutama dengan adanya gerakan-gerakan kesetaraan gender. Dengan banyaknya dukungan dan gerakan menuju kesetaraan gender seharusnya tidak ada lagi larangan ataupun batasan bagi perempuan untuk berkarya dan memimpin di berbagai aspek kehidupan.
Pun di lingkup Pendidikan. Saat ini banyak sekolah formal yang dipimpin perempuan. Salah satunya Oviela Yuwono, M.Pd yang saat ini menjabat kepala SMPN 6 Ngawi.
Sebagai sosok kepala sekolah yang baru, tentu saja Oviela Yuwono, M.Pd mempunyai strategi dalam memajukan pendidikan di SMPN 6 Ngawi. “ Kebersamaan dan komunikasi modal dasarnya, mengingat pendidikan tidak harus dibebankan pada guru saja, tetapi juga elemen- elemen yang berada di lingkup sekolah. Kita semua terlibat, terutama pendidikan karakternya,” katanya.
“ Saat ini, mengingat lamanya libur karena pandemic tidak bisa bertatap muka langsung dalam.proses Kegiatan Belajar Mengajar. Nah. Saat ini kita mulai dengan mengembalikan mental anak didik untuk kembali semangat belajar. kita sudah lama terlelap dan saya yakin karena kejenuhan lama libur,anak- anak pasti mencari kesibukan diluar, mengingat usia anak SMP, bisa dibilang masa pubertas, dimana salah satu cirinya adalah pencarian jati diri, takut kalau tidak segera dikembalikan marwahnya sebagai siswa atau anak didik, akhirnya kita yang merugi,” tegas Oviela
Ia juga menyampaikan bahwa dengan diangkatnya ia sebagai kepala sekolah di SMPN 6, sejak 18 september 2021,merupakan titik awal memikul amanah menjadi seorang pemimpin, yang harus mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya. “ Bekerja apapun akan terasa tidak terbebani asal ada komunikasi satu dengan yang lain, tidak merasa paling superior , saling menjaga satu dengan yang lain, jabatan itu sebagai prestasi dari perjalanan karir, bukan sebagai alat unjuk kekuataan. apalagi dalam dunia pendidikan.” Kata Oviela.
Lebih lanjut Oviela mencontihkan dirinya sendiri, sebagai orang yang baru di lembaga SMPN 6, langkah pertama menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Yang kedua adab ketimuran, apalagi sebagai orang jawa, yang muda menghargai yang tua. ” Itu hukumnya wajib, disini banyak senior- senior saya, dan jam terbangnya dalam dunia pendidikan sudah tidak diragukan lagi. Yang utama dalam melaksanakan tugas ditempat yang baru, akan selalu mengedepakan musyawarah dalam segala hal, saling mendukung,saling menghargaì sehingga tercipta harmonisasi. Dengan harmonisasi akan menciptakan suasana yang nyaman, kalau sudah nyaman dulu program apapun niscaya akan mudah dilakukan, “ pungkasnya. ( Wid )