Kelompok Tani Sentosa, Desa Paron, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur di tengah pandemi Covid-19 berhasil menggelar panen padi varietas Inpari 32 bebas residu pada Rabu, 7 April 2021 lalu.
Disebut bebas residu lantaran padi tersebut dipupuk dengan menggunakan Biopestisida. Sehingga bebas dari bahan kimia dan tentu sehat.
Selain itu, mereka juga sukses mengelola padi sehat pada lahan seluas 25 Ha yang endemis hama Wereng Batang Coklat (WBC) dan Penggerak Batang Padi dengan menggunakan sarana produksi ramah lingkungan melalui program Bantuan Biopestisida.
Bantuan Biopestisida tersebut merupakan program Kementrian Pertanian dalam rangka pencegahan dan pengamanan produksi padi dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Program ini bertujuan untuk membantu dan sekaligus mengedukasi petani/kelompok tani dalam menghasilkan tanaman yang sehat berbasis teknologi yang ramah lingkungan dan tentunya meningkatkan hasil produksi dan peningkatan pendapatan.
Bantuan Biopestisida yang diterima tersebut, dikelola langsung oleh Kelompok Tani Santosa yang diwakili Sugimin selaku Bendahara didampingi oleh Rahayu sebagai Petugas Pengendali Orgasnisme PenggangguTanaman (POPT) serta dikawal oleh agronomis dari PT. Prima Agro Tech sebagai perusahaan penyuplai produk biopestisida, yaitu Mitarizep untuk mengendalikan WBCdan PT-PLUS untuk mengendalikan Penggerak Batang Padi.
Rahayu sebagai Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) ketika ditemui Spektroem mengatakan bahwa ia selalu berusaha untuk mendampingi petani dan melakukan pengamatan OPT secara rutin untuk memastikan kualitas dan kuantitas produksi padi tetap terjaga dan meningkatkan angka produksivitas hasil panen.
“Kami senang dengan program bantuan biopestisida tersebut karena sejalan dengan visi dan misi POPT terkait pengendalian hama terpadu” jelas Rahayu.
Sementara, Apreza selaku Agronomis dari PT Prima Agro Tech menegaskan program bantuan biopestisida ini, membuktikan bahwa Kelompok Tani Santosa yang berasal dari Kabupeten Ngawi, sebagai salah satu lumbung beras di Jawa Timur, berhasil memproduksi beras yang sehat dan rendah residu, serta turut membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan menerapkan cara bertani yang ramah lingkungan dalam pencegahan pengendalian OPT.
Untuk itu, pengadaan bantuan Biopestisida untuk padi menjadi hal penting dan perlu terus dikembangkan guna mengamankan dan menghasilkan produk-produk yang bermutu, higienis, dan ramah lingkungan sehingga keamanan pangan lebih terjamin dan generasi yang dihasilkan lebih sehat dan cerdas, terhindar dari penyakit kronis akibat residu kimia yang ada di pangan/beras.
Diharapkan juga, petani semakin sadar akan pentingnya budidaya tanaman sehat secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara, Sugimin mengatakan panen ini pengalaman pertama menggunakan Biopestisida dalam menangani serangan hama Hama Wereng Coklat (HWC) dan Penggerek Batang Padi, dan hasilnya pun cukup memuaskan dan efektif, serta dapat menekan biaya produksi dibandingkan ketika menggunakan pestisida kimia. (Har)