Manusia punya rencana, Tuhan sebagai penentunya. Seperti halnya pandemi covid 19, wabah yang sampai saat ini sangat besar pengaruhnya terhadap semua sendi kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. “ Kita hanya bisa berserah dan berupaya, “ ujar Masun Azali Amrulla, M.Ag Kabid PAIS ( Pendidikan Agama Islam ), Departemen Kementerian Agama ) Kabupaten Ngawi saat ditemui di ruang kerjanya . (25/6)
Sebagai orang yang lama berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya Agama Islam , secara jujur ia mengatakan dengan adanya pademi covid 19 ini ada terasa yang hilang. Paling terasa , menurut cerita para pengajar yang ada dibawah naungan Kemenag , yaitu rasa kehilangan akan murid-muridnya. Sebelum adanya covid 19, sistem pendidikan dalam kegiatan Belajar Mengajar, seorang guru langsung bertemu dan bertatap muka dengan para anak didik.
“ Secara psikologi memang ada dampaknya. Sebenarnya ada yang lebih dari itu, dengan adanya pandemi covid 19, anak-anak belajar dari rumah, tentu hasilnya pun akan berbeda, apalagi khusus pelajaran agama, substansinya lebih komplek. Secara umum guru tidak hanya berfungsi transfer knowledge tetapi juga sebagai pembimbing dan pembina. Untuk itu, saya bersama-sama dengan pengawas, megajak guru-guru agama Islam yang ada di semua lembaga pendidikan untuk tidak segan-segan mengawasi secara lansung kegiatan anak didik. Karena dalam dunia pendidikan pendidikan karakter anak tidak bisa diabaikan begitu saja,” jelas Masun Azali Amrulla.
Di tengah keseriusannya membahas dampak Covid 19 di dunia pendidikan, ternyata Amrullah juga pandai melontarkan joke yang sifatnya menekankan pada nilai –nilai moral, karena dengan adanya wabah pandemi ini banyak merubah perilaku, terutama tentang kebersihan yang sebenarnya sudah jelas bagi orang Islam, kebersihan itu bagian dari pada iman, yag kedua banyak waktu tinggal di rumah, yang berdampak pada harmonisasi keluarga. “ ada lho,yang dulunya sering meninggalkan kewajiban sholat, karena saking takutnya dengan wabah covid, sholatnya kenceng,” ujarnya sambil melepas tawa.
Di saat seperti ini, Amrullah, menekankan pada rekan-rekannya, sebagai seorang pendidik tetep berdedikasi mencerdaskan anak bangsa dengan berbagai cara dan upaya. “ Jangan sampai kita putus asa dan berkeluh kesah,” ujarnya, berjalan sesuai dengan rel yang ada serta peraturan yang harus kita taati dan jalankan tetapi tidak mengendorkan motivasi kita sebagai pendidik,” pungkasnya. ( Wid )